Posted by : Ivcinici April 08, 2016


Apakah Manusia Menguap Karena Mengantuk?
Tidak bisa dipungkiri, menguap sangat erat kaitannya dengan mengantuk atau kelelahan.  Anda sendiri pun pasti pernah merasakannya. Menurut beberapa penelitian, menguap bisa menjadi tanda mengantuk, kelelahan, atau gangguan tidur. Robert Provine, seorang ahli syaraf dari Universitas Maryland, Amerika Serikat, yang sudah meneliti tentang menguap selama 30 tahun, mengatakan bahwa seseorang menguap sebagai tanda kelelahan. Menurutnya, orang akan menguap ketika mendekati jam tidur atau setelah bangun tidur.
Selain itu, menguap juga ada kaitannya dengan kebosanan. Dia juga melakukan percobaan terkait apakah menguap berhubungan dengan kebosanan dengan cara membagi dua kelompok remaja. Kelompok pertama diberi tontonan tentang tes warna yang tidak menarik, sementara kelompok kedua diberi tontonan video musik.
Hasil penelitian menunjukkan, remaja pada kelompok pertama terlihat lebih banyak menguap dibandingkan remaja yang diberi tontonan video musik.
Manusia Menguap untuk Mendinginkan Otak
Sebuah teori turut datang dari Andrew C. Gallup, PhD, seorang peneliti dari Universitas Princeton, Amerika Serikat. Gallup mengatakan, manusia menguap karena untuk mendinginkan otak. Menurutnya, ketika menguap, Anda akan melakukan peregangan rahang yang sangat kuat sehingga bisa meningkatkan aliran darah pada leher, wajah, dan kepala. Hal itu bisa membantu mengeluarkan hawa panas pada otak. Ketika mengambil napas dalam-dalam saat menguap, udara dingin akan masuk ke dalam rongga sinus dan sekitar arteri karotis menuju ke otak kembali.
Jadi kesimpulannya menguap bisa mengeluarkan hawa panas pada otak dan menggantinya dengan hawa dingin.
Gallup juga mengatakan, seseorang akan lebih mudah menguap ketika udara sedang berkondisi dingin dibandingkan saat udara sedang berkondisi panas. Untuk membuktikan hal itu, dia mengadakan penelitian saat musim dingin dan musim panas.
Hasil penelitian membuktikan, 45 persen orang menguap ketika melihat sebuah foto orang menguap. Namun hanya 24 persen orang ikut menguap saat udara panas. Selain itu, orang lebih sering menguap ketika mereka berlama-lama di luar ruangan saat udara dingin. Sebaliknya, orang terlihat jarang menguap ketika mereka berlama-lama di luar ruangan saat udara panas.
Menguap Bersifat Menular dan Sebagai Tanda Empati
Saat melihat orang menguap, secara tidak sadar, kita akan ikut menguap. Dengan kata lain, menguap bersifat menular sekaligus sebagai tanda cara manusia berempati.
Sebuah penelitian dilakukan kepada anak-anak normal dan penderita autisme. Mereka diajak menonton sebuah video berisi orang-orang yang sedang menguap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak normal terlihat lebih sering menguap ketimbang anak-anak autisme. Hal itu dianggap wajar karena anak-anak autisme memiliki gangguan yang memengaruhi interaksi sosial, termasuk kemampuan berempati kepada orang lain. Ini menguatkan teori bahwa menguap bersifat menular sebagai rasa empati kepada orang lain.
Adrian G. Guggisberg, MD, seorang dokter di Universitas Geneva, Swiss, pun setuju dengan teori tersebut. Dia melihat efek menular dari menguap sebagai petunjuk utama. Menurutnya, makin banyak orang yang mudah tertular dengan menguap, maka makin baik pula kemampuan mereka berempati.
“Pada manusia, sudah jelas bahwa menguap memiliki efek sosial,” ungkapnya.
Guggisberg juga menyebutkan, selama ini aktivitas menguap dikaitkan dengan rasa bosan atau mengantuk. Dia pun mengasumsikan bahwa orang yang menguap saat berkomunikasi dengan seseorang menjadi tanda orang tersebut tidak nyaman selama sesi perbincangan.
Tanda Memiliki Penyakit
Meski tidak umum, menguap, terutama yang terjadi secara berlebihan bisa menjadi pertanda bahwa Anda memiliki penyakit tertentu, seperti tumor otak, stroke, epilepsi, sklerosis multipel, gagal hati, atau sinkop vasovagal (mudah pingsan).
Untuk mengidentifikasi hal tersebut, konsultasikan kepada dokter. Biasanya dokter akan bertanya mengenai kebiasaan tidur Anda untuk mengetahui apakah Anda mendapatkan cukup tidur atau tidak. Setelahnya, dokter mungkin akan melakukan tes seperti elektroensefalogram (EEG) untuk mengetahui aktivitas otak Anda. Langkah itu bisa mendeteksi apakah seringnya Anda menguap disebabkan oleh tumor otak atau penyakit otak lainnya.
Scan MRI juga bisa dilakukan untuk mengetahui struktur tubuh seperti jaringan otak, tulang belakang, atau jantung demi memastikan apakah Anda memiliki gangguan otak atau jantung.
Untuk mendeteksi sinkop vasovagal, kemungkinan Anda harus menjalani tes darah, elektrokardiogram (EKG), atau ekokardiogram.
Alasan manusia menguap memang masih menjadi misteri,
Adab pertama di dalam menguap adalah berusaha sekuat tenaga untuk menolak dan mencegah terjadinya menguap dengan berusaha tetap menutup dan merapatkan mulut.
Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu, bahwa Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ اْلعُطَاسَ وَ يَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ فَإِذَا عَطَسَ فَحِمَدَ اللهَ فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ وَ أَمَّا التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنَ الشَّيْطَانِ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِذَا قَالَ هَا ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ
“Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Jika seseorang bersin dan mengucapkan ‘Alhamdulillah’, maka bagi semua muslim yang mendengarnya hendaklah mengucapkan ‘tasymit’ (yaitu mengucapkan yarhamukallah). Adapun menguap adalah dari setan, maka hendaknya ditahan semampunya. Jika ia (ketika menguap) mengatakan, ‘huaahh’, maka setanpun tertawa”. [HR. al-Bukhoriy: 6223, 6226 dan Abu Dawud: 5028. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih].
Namun jika menutup dan merapatkan mulut di dalam mencegah menguap itu sulit, maka hendaknya menutup mulut dengan tangannya.
Menutup mulut dengan tangan merupakan salah satu dari adab Islam ketika menguap. Adapun di antara faidahnya adalah, 1). Melaksanakan perintah Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam. 2). Agar tidak terlihat pemandangan yang kurang sedap dari mulut orang yang menguap, apalagi jika mengeluarkan bau tak sedap. 3). Agar setan tidak menertawakannya.
Dari Abu Sa’id al-Khudriy radliyallahu anhu berkata, telah bersabda Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam,

إِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيْهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ

“Jika seorang dari kalian menguap, hendaklah ia menutup mulutnya dengan tangan, sebab setan bisa masuk”. [HR. Muslim: 2995 dan Abu Dawud: 5026. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih].
Terkadang jika ada seseorang menguap baik disengaja ataupun tidak, ia berteriak keras sambil bersuara ‘huuaaaaaahhh’. Padahal hal tersebut dilarang dan dapat mengundang tawa setan. Disamping itu juga mengeluarkan suara tersebut membuat Allah ta’ala tidak suka.
Hal ini sebagaimana telah dijelaskan pada hadits di atas. Alasannya adalah, suara seperti ini dapat membuat setan tertawa. Ia menertawakan orang yang menguap dengan cara seperti ini. Maukah engkau ditertawakan oleh setan?. Tentu saja kita tidak ingin membuat setan tertawa lantaran merasa senang dan menang. Senang karena kita termakan oleh keinginnannya dan menang karena kita dapat dikalahkan olehnya. Dan, karena tertawanya setan adalah masalah ghaib dan kita tidak mengetahui tertawanya, maka suara ‘huaahh’ tersebut tetap dan masih banyak dilakukan oleh banyak dari kaum muslimin.
Mengangkat atau mengeraskan suara ketika menguap termasuk adab yang tidak baik, tidak enak didengar dan dapat membuat orang lari menjauh. Apalagi jika mengeluarkan bau yang tidak sedap dari mulutnya, lantaran tidak bersiwak atau gosok gigi atau sehabis makan makanan yang menimbulkan bau menyengat dan selainnya.
Sebagian orang terkadang sengaja mengangkat suara ketika menguap untuk membuat orang tertawa, dan dia bangga melakukannya. Ketahuilah! Itu bukan adab yang baik. Justru sebaliknya setan yang akan menertawakannya. Maka itu, hendaklah ia meninggalkan menguap dengan cara seperti ini.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 ZON ISLAND - Ore no Imouto - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -